Ayo Bersama Kita Miningkatkan Traffic.....

"Ingin meningkatkan traffic pengunjung dan popularity web anda secara cepat dan tak terbatas...? Serahkan pada saya..., Saya akan melakukannya untuk anda GRATIS...!..Klik disini-1 dan disini-2"

Sabtu, 26 April 2008

Syukur

Kita kadang lupa bersyukur ketika kita minum segelas air dingin diwaktu dahaga menerpa. Kita kadang lalai bersyukur ketika kita menikmati sepotong roti ketika kita lapar. Kita kadang mengabaikan untuk bersyukur, ketika kita bangun di pagi hari, badan terasa segar dan udara pagi membuat pikiran jadi fresh.


Kita kadang tidak bersyukur ketika kita dianugrahi nikmat yang sepele seperti diatas. Bagaimana kita akan bisa bersyukur atas rizki mendapat rumah baru, mobil baru, naik jabatan, mendapat jodoh dll jika untuk nikmat yang kecil-kecil kita lalai untuk mengucap syukur.


Marilah kita mulai syukur kita untuk hal-hal yang telah kita capai, untuk hal-hal yang ada pada diri kita. Sesungguhnya Allah akan menambah kenikmatan, bila kita termasuk orang yang bersyukur.

"Dan (ingatlah) diwaktu Tuhan kalian memperingatkan,"Jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat-Ku kepada kalian, dan jika kalian kafir, maka azab-Ku amat berat" (QS. Ibrahim : 7) .


By: irdna

Selasa, 22 April 2008

Dibalik Musibah


Si Marwan adalah seorang pegawai kontrakan (out source) di sebuah perusahaan swasta. Hidupnya pas-pasan denga gaji yang hanya cukup untuk makan. Dia mempunyai istri dan dua orang anak.


Suatu hari di waktu libur, dirumah tetangga sebelah rumahnya dia mendengar air mengalir cukup deras. Ternyata si empunya rumah sedang berlibur ke luar kota dan kran air PDAM tidak ditutup. Mungkin mereka lupa menutup kran tersebut. Didorong oleh bisikan hati si Marwan berusaha menutup kran tersebut dengan jalan memanjat pagar rumah. Tapi sayang dia terpeleset dan terjatuh, sehingga kaki kanannya patah.


Akhirnya dia harus opname di rumah sakit. Istrinya terpaksa meminjam uang kesana kemari untuk biaya pengobatan. Perusahaan tempatnya bekerja terpaksa mem PHK, karena sampai 2 minggu dia masih belum bisa masuk kerja.


Memasuki minggu ke -3 dia masih menjalani perawatan di rumah sakit. Dia meratapi nasibnya, bagaimana dia akan mencukupi kebutuhan keluarga, sedang dia masih dalam perawatan. Namun ketabahan masih bersemayam dalam hatinya. Diwaktu malam dia selalu bermunajat kepada Allah minta pertolongan atas himpitan hidup dan keadaan yang menimpanya.


Suatu hari ada pasien baru patah tulang di tempatkan satu ruangan dengan Marwan. Sehari-hari Marwan sering bertukar pikiran dan curhat kepada orang tersebut. Orang tersebut merasa iba dengan apa yang dialami Marwan. Hingga akhirnya dia menawari pekerjaan untuk mengelola salah satu rumah makan miliknya. Kebetulan dia mempunyai beberapa cabang rumah makan di kota itu.


Singkat cerita dua tahun kemudian rumah makan yang dikelola Marwan mengalami kemajuan yang pesat melebihi cabang-cabang yang lain. Marwan sudah hidup berkecukupan. Rumah dan mobil sudah ia miliki sebagai bonus dari kerja kerasnya selama ini. Dia bersyukur, ternyata dibalik musibah yang menimpa ada kenikmatan yang menanti. Niat baik Marwan untuk menolong tetangga mengakibatkan musibah. Musibah yang menimpa merupakan jalan untuk mencapai kesuksesan.


Demikianlah scenario Allah untuk mengangkat derajat seseorang. Ketika orang tersebut tabah dan ikhlas menghadapi cobaan-Nya, kemuliaan dan kesuksesan menanti sebagai rahmat Ilahi.


By: irdna

Rabu, 16 April 2008

Usaha dan Rizki


Si “A” semasa kuliah sangat malas, dia sangat jarang belajar, baginya kuliah hanya untuk memenuhi tuntutan orang tua.


Si “B” sebenarnya anak yang rajin. Tapi karena terpengaruh lingkungan dia menjadi orang yang tidak begitu perduli dengan kuliahnya. Dia rajin hanya pada semester awal saja.


Si “C” anak yang pandai tapi agak bengal. Pada saat-saat akhir kuliahnya dia terpacu untuk segera menyelesaikan kuliah. Dia mulai rajin belajar, meskipun sudah agak terlambat, karena nilai2nya banyak yang pas2an.


Si “D” adalah anak yang rajin. Sebenarnya dia tidak begitu pandai, tapi karena semangat belajarnya tetap terpelihara dia dapat menyelesaikan kuliah dengan cukup memuaskan.


Sepuluh tahun kemudian:

Si “A” hidupnya terkatung-katung. Dia tidak mempunyai pekerjaan tetap. Gelar Sarjana gagal diraih karena dia di DO (drop out).


S “B” hidup pas2an. Untuk bertahan hidup dia menjadi wira usahawan kecil kecilan. Kadang dia memberi les privat ke anak2 sekolah.


Si “C” dapat dikatakan berkecukupan. Dia bekerja di sebuah perusahaan swasta. Meskipun dengan jabatan yang tidak begitu tinggi. Ditambah dengan usaha kecil yang dibina dengan rekan2nya.


Si “D” hidup dengan bergelimang harta. Dia bekerja di perusahaan asing dengan gaji yang besar. Rumahnya di kawasan elit, mempunyai dua mobil dan beberapa investasi berupa tanah di berbagai kota.


Renungan: Segala sesuatu yang di lakukan dengan sungguh2 akan menghasilkan sesuatu yang memuaskan. Memang rizki setiap orang tidak sama. Tapi usaha dan kerja keras akan menentukan optimal tidaknya rizki dari orang tersebut.



by: irdna

Senin, 14 April 2008

Belahan Jiwa


Hidup ini terasa kurang. Ketika kurasakan teman2 sdh mulai terasa jauh. Kebanyakan mereka sudah mulai punya gandengan. Seakan memperlihatkan kemesraan di depan mataku yang masih terus sendiri menjalani hidup ini. Kuliah sudah mendekati penghujung akhir. Tugas Akhir (skripsi) sudah mulai kukerjakan untuk mengejar target lulus tahun ini. Namun semua target seakan tidak begitu memacu semangatku untuk segera menyelasaikannya.

Hingga pada suatu hari aku melihat-lihat buku wisuda saudaraku yang kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta terkenal dikota itu. Aku tertarik pada foto sosok salah satu wisudawati. Wajahnya seakan wajah yang tidak asing bagiku, namanya Wdya Setiawati, dan alamatnya kebetulan tidak terlalu jauh dari tempat kostku. Melalui telepon penerangan (108) aku mendapatkan telefon rumahnya.

Kuberanikan diri untuk menelepon. Dengan sedikit gemetar (maklum ini baru pertama kali aku bertindak nekat menghubungi cewek yang tidak kukenal) kutekan nomor telepon sesuai telepon rumahnya. Ternyata yang mengangkat kakaknya. Setelah kuutarakan maksudku untuk bicara dengan Widya, kakaknya memanggil Widya. “Hallo siapa nih ?” ucap Widya diseberang. Sedikit gugup aku menjawab, “ Aku Indra, temanmu,” sedikit bohong aku saat itu. “Indra yang mana, teman kuliah atau les,”. “Eh anu, teman lesmu,” jawabku. Ternyata si Widya baru mengikuti les bahasa Inggris sekitar 2 mingguan, jadi tidak begitu hafal nama-nama teman sekelasnya.
Setelah ngomong panjang lebar dan berbasa basi aku pamit untuk mengakhiri pembicaraan.
Ternyata Widya orangnya baik, cukup bersahabat. Mungkin dia belum menyadari bahwa aku membohonginya, mungkin dikiranya aku memang teman barunya di tempat les.

Keesokan harinya ku telepon lagi dia, tanggapannya masih belum berubah, baik dan sangat bersahabat. Aku ngobrol tentang banyak hal, mulai kuliah, tentang teman-teman dan sahabat kami, tentang hobby dll. Hingga pada suatu hari dia menyadari bahwa aku bukanlah teman lesnya. Sejak saat itu bertelepon dengannya tidak seakrab kemarin2. Dia menjawab semua perkataanku seminim mungkin. Dia sudah tidak bersahabat lagi. Akhirnya kuutarakan diri untuk bermain kerumahnya. Tapi dia menolak dengan seribu alasan, mungkin dia pikir aku ini orang nekat, belum kenal kok sudah berkunjung kerumah.
Tetapi aku tidak perduli, pada suatu malam aku nekat berkunjung kerumahnya. Dia kaget tidak menyangka. Tapi dengan niat tulus kuutarakan maksudku untuk menjadi sahabatnya. Praduga negative masih terlihat dari gelagatnya. Dengan ketulusan yang tidak kubuat-buat aku mencoba menggali sisi nuraninya untuk meyakinkan bahwa niatku memang benar-benar untuk menjadi sahabatnya. Akhirnya segala yang aku usahakan mendapatkan setitik harapan. Dia sudah mulai menganggapku teman.

Ternyata aku mendapati kenyataan yang begitu meresahkan. Widya merupakan kembang dikampusnya, dan juga bunga di tempat lesnya. Setiap malam minggu banyak pemuda-pemuda yang datang berkunjung, bagaikan kumbang mengerumuni bunga. Namun bunga ini bukan bunga biasa yang begitu saja menerima kehadiran kumbang untuk menghisap madunya. Dia hanya mempersilahkan para kumbang menghirup bau semerbak dari kelopak bunga tanpa bisa menyentuhnya. Begitu pula aku tidak bisa menggapai benang sari dari bunga tersebut.

Disaat bentang rindu sudah melambung tinggi, harapan sudah mengalir deras, bisikan nurani sudah mengiang merdu Secarik asa kuutarakan agar tergapai oleh sang pujaan jiwa. Dengan iringan alunan melody hasrat jiwa yang merona, kutancapkan panah asmara tepat mengenai jantung di lubuk suci hingga dia tak kuasa tuk tanggalkan segala sisa niat suciku.

Saat itulah kusadari, apa yang ada pada dirinya merupakan belahan dari jiwaku, sebagian dari tulang rusuknya merupakan belahan tulang rusukku. Hingga terbentanglah layar dalam mahligai cinta kami tuk mengarungi samudera, menantang gelombang, menempuh hidup baru sebagai sepasang merpati sehidup semati.

by: irdna

Jumat, 04 April 2008

KESEIMBANGAN

Tuhan menciptakan sesuatu pasti mengandung filosofi dan manfaat yang tersembunyi. Kadang kita tidak menyadari atau akal kita tidak mampu mencerna maksud dari ciptaannya. Kadang kita menganggap bahwa Tuhan itu tidak adil. Tapi sesungguhnya dari ketidak adilan itu akan tercipta keadilan yang mutlak.

Misal ada seseorang yang buta sejak lahir. Dari sisi negative orang tersebut tidak bisa melihat keindahan dunia, tidak bisa berjalan sendiri, hidupnya susah karena banyak bergantung pada orang lain. Tapi bila ditinjau dari sisi positif orang tersebut pandangannya akan terhindar dari hal yang berbau maksiat, indera pendengarannya akan lebih tajam dari orang normal, lebih dapat menggunakan kekuatan hati dll.

Untuk orang yang bisu, dari sisi negative orang tersebut tidak bisa berkomunikasi dengan sesama, tidak bisa mengemukakan pendapatnya, tidak bisa mendendangkan lagu kesukaannya. Tapi dari sisi positip orang tersebut akan terhindar dari hal gossip menggosip, terhindar dari caci maki, terhindar dari bicara yang tiada guna, dll.

Untuk orang yang lumpuh, dari sisi negative orang tersebut tidak bisa mengunjungi tempat2 yang ia sukai, tidak bisa melakukan kegiatan yang membutuhkan moving yang tinggi, atau bahkan dia akan selalu bergantung pada orang lain. Dari sisi positif orang tersebut akan terhindar dari tempat yang berbau maksiat, kegiatannya lebih tajam dengan kemampuan otak, dll.

Untuk orang normal sisi positif yang dia punya lebih banyak lagi, dia bisa melihat keindahan dunia, bisa berkomunikasi dengan orang lain, bisa mendengarkan kicau burung di pagi hari, bisa berjalan2 ke tempat yang ia sukai, bisa melakukan kegiatan sesuka hati dll. Tapi dibalik itu ada resiko yang mesti ditanggung, bahkan resiko itu lebih banyak dari orang2 yang cacat. Dia mempunyai resiko untuk melihat gambar2 maksiat, resiko mendengar hal2 yang melanggar agama, menggosip, mencaci maki, bahkan semua resiko yang tidak di punyai oleh semua orang cacat dia akan tanggung.

Demikianlah Tuhan menciptakan keseimbangan di dunia ini. Kita sebagai makhluk ciptaannya harus mensyukuri semua yang dianugrahkan Tuhan pada kita, meskipun hal itu menyakitkan, menyulitkan, memalukan, tidak mengenakkan, dll. Sebenarnya dibalik semua yang dianugrahkan itu pasti ada dua hal yang merupakan poin keseimbangan dari hidup kita. Tinggal kita memilih menonjolkan yang positif atau yang negative. Karena pada hakekatnya hidup ini adalah pilihan. Pilihan untuk menjadi baik atau buruk, menjadi beriman atau murtad, menjadi gembira dengan keadaan kita atau meratapi keadaan kita, menjadi bersukur atau takabur.

By : irdna