Yang kubenci adalah sifatnya. Yang kubenci adalah tingkah lakunya. Yang kubenci adalah attitude-nya. Memang di setiap sisi kehidupan pasti ada sesosok figure yang mirip atau bahkan sama mengenai tingkah laku, sikap dan sifat menyebalkan seperti dia. Seorang yang kaku, merasa benar padahal belum tentu benar bila ditinjau dari berbagai sisi.
Sesuai dengan sifat dan pembawaanku saat ini, aku memilih menghindar/ tidak meladeninya. Walau dalam hati ada hasrat untuk melawan. Tapi buat apa? Apa yang akan aku dapat? Pasti dampak negative yang akan aku terima.
Lebih baik kuanggap aja orang itu tidak ada. Walau sebetulnya hampir tiap hari aku berhadapan dengannya untuk urusan kerja. Memang kadang terasa berat, tapi mau bagaimana lagi, daripada ribut. Kehidupan ala premanku telah berlalu. Sisi kekerasan dalam operjalanan hidupku tidak ingin aku ulangi. Biarlah masalah ini mengalir secara alami tanpa campur tangan nafsu amarah.
Rasa dendam sering aku tekan. Rasa sakit hati sering aku redam. Keinginan untuk membalas sering aku hilangkan. Setelah aku berhasil aku meredam gejolak jiwa tersebut, ada rasa tentram menyelingi dalam hati. Ada kepuasan qolbu yang bersemayam di dada. Mungkin ini merupakan pelajaran untuk lebih sabar dan ikhlas, serta ladang untuk bercocok tanam kebajikan.