Ayo Bersama Kita Miningkatkan Traffic.....

"Ingin meningkatkan traffic pengunjung dan popularity web anda secara cepat dan tak terbatas...? Serahkan pada saya..., Saya akan melakukannya untuk anda GRATIS...!..Klik disini-1 dan disini-2"

Selasa, 20 Juli 2021

Manfaat Vaksin

 Dalam menghadapi virus, daya tahan tubuh memang penting. Tapi mengenali virus dan mengetahui cara menyerangnya itu lebih penting. 


Coba lihat berita, sudah banyak kasus orang masih muda, sehat, bahkan binaragawan, kena COVID19 lalu kasusnya berat sehingga mengalami komplikasi bahkan meninggal. Ini karena salah satu respon tubuh yang berbahaya ketika terserang COVID19 itu adalah badai sitokin. Ini kondisi dimana sistem imun tidak mampu mengenali virus sehingga timbul proses radang sistemik yang justru merusak sel-sel tubuh sendiri. Anggapnya seperti ini, sebuah negara punya pasukan banyak, gagah perkasa, tapi musuhnya masih baru, misterius, tersembunyi, tidak bisa dikenali, satu persatu prajuritnya jadi korban, akhirnya sisanya stress lalu menembak membabi buta salah sasaran. Badai sitokin ini justru menjadi penyebab kematian terbanyak akibat COVID19.

Vaksin mengajarkan sistem imun kita untuk mengenai virus sehingga bisa menyerangnya dengan efektif. Jadi walaupun sistem imunnya sudah menurun, misal pada lansia, ketika kena virusnya, walau sistem imunnya tidak sebaik yang muda tetap memiliki kemampuan untuk melawan COVID19 dengan baik. Ini yang menjelaskan kenapa angka kematian COVID19 pada negara yang mayoritas populasi lansia nya sudah di vaksin bisa menurun.

Sun Tzu pernah bilang, kenali siapa kamu dan kenali musuhmu dengan baik, maka kamu selalu bisa memenangkan peperangan. Ini bisa diterapkan jika kita mau sukses melawan COVID19. Tidak hanya sistem imun kita yang harus dijaga baik, musuh juga harus dikenali baik, caranya dengan vaksinasi.

Bagaimana jika saya tidak mau di vaksin? Hingga saat ini, pemerintah kita tidak mewajibkan di vaksinasi. Jadi tidak apa-apa, tapi jika tidak di vaksin maka sistem imun anda perlu waktu untuk belajar mengenali virus SARS-COV2 yang belum dikenali dan membuat antibodi spesifik yang diperlukan. Prosesnya bisa cepat bisa lambat, kalau lambat risiko perburukan akan tinggi. Kalau sudah di vaksin, tubuh sudah tahu cara buat antibodinya, tidak perlu belajar lagi, jadi otomatis virus bisa diatasi lebih mudah tanpa perlu ada perburukan kondisi.

Selain manfaat diatas, salah satu pembaca punya pendapat yang baik: Jika tidak vaksin tidak mendapat apa-apa, tapi kalau anda di vaksin minimal anda mendapat 4 pahala,
1.Melindungi anda sendiri,
2.Ikut melindungi orang lain,
3.Mengurangi beban tenaga kesehatan di RS,
4.Mengurangi beban ekonomi pengobatan oleh negara

Tentunya semakin cepat di vaksin, semakin cepat pandemi ini usai, semakin cepat kehidupan kita pulih seperti sediakala...

dr Erta Priadi Wirawijaya SP, JP

Senin, 30 Desember 2019

Arti Menjaga Tali Silaturahmi

.
*Saya dapat postingan kisah nyata dibawah ini, setelah membaca saya tidak terasa air mata mengalir*

Ada cerita bagus sekali mohon 🙏🏻 izin share ...

*"Indahnya cinta ❤ dan silahturahmi"*

Seusai Sholat Shubuh aku dikejutkan oleh Bunda
“Ari, Nenek kamu masuk Rumah Sakit. Bunda harus datang melihatnya“
Kulihat wajah bunda nampak sedih.

Tentu aku harus mendampingi bunda, karena tempat tinggal nenek tidak di Jakarta tapi Sumatera.

Sementara aku hampir tidak mungkin meninggalkan kesibukanku di Jakata, Apalagi mitra bisnisku dari luar negeri sedang ada di Jakarta untuk menjajaki kerjasama pembelian produksi pabrikku.

kulihat Bunda sedang sibuk mengemas pakaiannya di kamar.

“Bunda, apa enggak bisa berangkatnya lusa aja”
kataku dengan lembut.

“Bunda enggak mau ganggu kamu, bunda bisa pergi sendiri kok, antar saja Bunda ke Bandara ya."
kata bunda sambil memasukan pakaiannya kedalam koper.

“Baru minggu lalu bunda ke Dokter dan sekarang masih harus istirahat.“
Kataku dengan tetap lembut sambil memegang tas kopernya untuk mencoba menahannya pergi.
“Lusa aja ya, aku temanin.“

“Tidak !!! “
mata Bunda melotot. Kalau sudah begini aku hanya bisa menghela napas panjang.
Sepeti biasanya aku harus mengalah untuk mengikuti kata Bunda. Istriku juga punya sifat sama denganku untuk mengikuti kehendak Bunda.“

"Baiklah, kita pergi sama-sama." Seperti biasanya pula Bunda tersenyum cerah, dia memelukku.

Didalam pesawat aku menuju kota kelahiran ayahku, lamunanku terbang kemasa kanak kanaku. ....................

*Dalam usia 5 tahun, aku sudah yatim. Karena ayah meninggal akibat sakit.*

Menurut cerita Bunda, ketika Ayah meninggal status ayah masih mahasiswa di Yogya. Bunda bukanlah dari keluarga kaya.
Bunda juga seorang Yatim, beda dengan Ayah yang terlahir dari keluarga Pajabat tinggi di Sumatera.

Sehingga walau Ayah berstatus mahasiswa namun kiriman uang dari orang tuanya masih cukup untuk menanggung hidupnya berkeluarga.
Ayah sengaja merahasiakan perkawinan itu kepada keluarga besarnya. Namun dua tahun setelah ayah meninggal, bunda datang ke keluarga ayah sambil membawaku.
Aku masih ingat ketika itu usiaku 7 tahun.

Aku tidak begitu ingat persis bagaimana suasana ketika Bunda memperkenalkan dirinya sebagai menantu dan aku sebagai cucu kepada kakek dan nenekku.

*Yang aku tahu setiap tahun bunda selalu membawaku kerumah kakek dan nenek.*

Setiap tahun, setiap lebaran, Bunda mengajakku pergi kerumah kakek dan nenek. Dengan berlelah lelah naik bus melewati pulau Jawa dan Sumatera untuk sampai.

*Tak pernah aku antusias datang ke rumah kekek dan nenek. Sebagai anak kecil aku tahu bahwa kakek nenek tidak pernah hangat dengan kehadiranku dan Bunda.*

Beda sekali dengan perlakuannya kepada saudara sepupuku yang lain, seperti Adi, Rini, Bobi, Anto, Dedi. Setiap lebaran, kulihat para sepupuku datang dari Jakarta, Bandung, Surabaya dengan pakaian bagus.

*Beda sekali denganku. Bila semua Istri Om sibuk berdandan di kamar atau bermalasan di taman belakang rumah kakek yang luas itu, Bunda malah sibuk di dapur memasak, seperti pembantu.*

Ayahku adalah anak tertua diantara empat bersaudara. Semua saudara ayah laki laki. Tidak ada perempuan.

Istri Om semua memang cantik-cantik. Menurut yang kutahu dari nenek, yang selalu diulang-ulang dihadapan Bunda, bahwa semua Istri Om dari kalangan keluarga terhormat.
Seakan merendahkan keberadaan Bunda. Tapi kulihat Bunda tak pernah tersinggung.

*Selama membesarkan ku, Bunda tak pernah mendapat bantuan satu senpun dari keluarga Ayah. Juga Bunda tidak pernah memohon bantuan dari mereka.*

Bunda bekerja keras di perusahaan Swasta sebagai tenaga administrasi. Bundapun tak pernah terpikir untuk menikah kembali. Ketika aku sudah remaja, aku sudah bisa beralasan bila Bunda mengajakku lebaran di rumah kakek.

“aku males ke rumah kakek dan nenek. Mereka enggak sayang sama aku. Kenapa kita harus ke rumah mereka ?“

Demikian alasanku. Tapi Bunda dengan segala sifatnya yang keras memaksaku untuk ikut. akupun tak berdaya.

Ketika aku tamat SMU, aku tidak kuliah. Aku memilih bekerja di bengkel.

“Saya tak ada uang untuk mengirim Ari ke universtas, Yah". Demikian kata ibu kepada kakek ketika menanyakan mengapa aku tidak kuliah.

Kakek dan nenek nampak tersenyum sinis ketika mengetahui keadaanku.

Tahun-tahun berikutnya ketika lebaran. Kakek dengan kebanggaannya bercerita tetang sepupuku yang berangkat ke luar negeri untuk kuliah. Ada juga yang masuk perguruan tinggi swasta bergengsi di Jakarta.
Aku maklum karena Om ku semua mempunyai posisi sebagai Pejabat dan ada juga yang jadi pengusaha.

*Aku dan Bunda hanya diam mendengar cerita itu. Tapi, tak pernah mengurangi niat Bunda untuk datang ke rumah kakek dan nenek.*
*Dan aku semakin bosan dengan sikap keluarga ayahku.*

Yang pasti bi idznillaah, izin Allaah SWT ditambah kerja kerasku, aku bisa menanggung Bunda dan Bunda tak perlu lagi berkerja keras.

Berjalannya waktu, yang tadinya aku sebagai pekerja bengkel, akupun sudah bisa mandiri dengan membuka usaha bengkel sendiri.

Lambat laun, aku mendapat mitra untuk membuat komponen bodi kendaraan sebagai pemasok pabrikan otomotif. Usaha ini ku geluti dengan kerja keras siang malam dan akhirnya berkembang. Ini semua tidak bisa dilepaskan peran Bunda yang tak henti mendoa' kan ku.

Akupun dapat hidup mapan. Namun, kewajiban setiap lebaran datang berkunjung ke rumah kakek nenek tetap saja dilakukan oleh Bunda dan aku harus ikut.

Tapi belakangan keluarga yang berkumpul di rumah kakek dan nenek tidak lagi utuh. Yang lain hanya menelphone mengucapkan selamat lebaran kepada kakek dan nenek. Sepupuku pun tak semua datang. Mereka bersikap sama dengan orang tuanya, mengucapkan selamat lebaran via SMS, telpon atau WA. Tapi Hb dan nenek tetap bangga dengan mereka.

*Aku tak pernah cerita tentang keadaanku karena kakek dan nenek tak pernah bertanya tentangku. Walaupun mereka tahu aku dan Bunda tidak lagi datang dengan bus tapi menggunakan pesawat terbang.*
.........

Tak terasa roda pesawat sudah menyentuh landasan. Kulihat Bunda tersentak dari tidur lelapnya. Dia melirik kearahku dan entah kenapa dia menciumku keningku.
”Ada apa Bunda ?“ tanyaku dengan tesenyum

*“Bunda ingat akan ayahmu."*
Bunda nampak berlinang air mata. Aku hanya diam “Ayahmu pria yang sangat baik. Sangat baik".
*Dia pria yang Sholeh.* Ayahmu berencana bila dia selesai kuliah dan dapat pekerjaan maka dia akan membawa Bunda dan kamu ke keluarga besarnya.

Bunda tahu kok, Ayahmu dalam posisi lemah ketika melamar Bunda. Di samping itu dia sadar karena pilihannya kepada bunda membuat dia berbeda dengan Ayahnya.

"Ayahmu mencintai bunda karena dia lebih mencintai Allaah dari apapun” Sambung Bunda.

“Maksud Bunda apa ?"

*“Ayahmu memilih Bunda karena Agama." Dia tidak melihat Bunda karena kecantikan, karena keturunan orang kaya, karena apa-apa.* *Dihadapan Ayahmu, Bunda adalah muslimah yang baik, yang miskin.* *Dan itu pasti akan ditentang habis oleh keluarganya.”*

Air mata Bunda berlinang dan akhirnya air mata itu jatuh membasahi pipinya.

“kamu adalah putra ayahmu." Anak yang berbakti, Sholeh dan pekerja keras.
"Benarlah kalau niat baik karena Allaah maka yang akan datang juga kebaikan.“

Aku terdiam. Ada yang mengganjal dalam pikiranku.
Ini momen yang tepat untuk bertanya ...

*“Kenapa Bunda selalu menaruh hormat kepada kakek dan nenek.*
*Padahal mereka sangat acuh dan tidak peduli dengan kita."*

Bunda menatapku dengan tersenyum

*“Ketika Ayahmu pulang ke Sumatera dalam keadaan sakit, dia berpesan kepada Bunda , bila dia meninggal agar Bunda menjalin silahturahim dengan keluarganya dan mendidik mu untuk dekat kepada kedua orang tuanya.”*

Bunda terdiam sebentar sambil mengusap airmatanya.
"Kamu tahu, setelah Ayahmu meninggal, butuh dua tahun Bunda untuk mengambil keputusan untuk bertemu dengan kakek dan nenekmu.

*Walau karena itu tidak ada rasa hormat kepada Bunda, dan Bunda juga menyaksikan betapa kamu tidak diperlakukan sama seperti cucu yang lain, tapi Bunda ingat kata kata Ayahmu* *“Cintailah sesuatu karena karena Allah. Tak penting rasa hormat dan imbalan dari manusia, ya kan, anakku.”*

“Ya, Bunda" Terlontar begitu saja dari mulutku.

Entah kenapa kedatangan ku bersama Bunda kali ini disambut dengan air mata berlinang oleh kakek.

*Dia peluk aku ketika sampai di kamar nenek dirawat.*
*Yang datang menjenguk hanya "aku dan Ibu". Sementara Om dan sepupuku tidak ada yang datang. Kulihat nenek dalam keadaan tertidur.*

Dari kakek kutahu bahwa nenek terkena stroke tapi keadaanya cepat tertolong.
Mungkin setelah itu nenek akan lumpuh.
Kakek mengajakku keluar dari ruangan.
Kami bicara di taman Rumah sakit.

*“Dua tahun lalu, Om mu yang pejabat di Jakarta, terkena kasus Korupsi. Dia dalam pemeriksaan oleh aparat yang berwajib."*

*Sebelumnya, Om mu yang di Surabaya, perusahaannya disita oleh Bank karena bankrut.*

*Om kamu yang di Bandung bercerai dengan istrinya, karena soal perselingkuhan dan akhirnya terkena PHK sebagai PNS.*

Semua anak-anak mereka tumbuh menjadi anak yang liar.
Kuliah tidak selesai, dan terjebak dalam pergaulan bebas.

*“aku terkejut, karena baru kali ini aku tahu."* Mungkin karena hubunganku dengan keluarga ayahku tidak begitu dekat maka tak banyak kutahu soal mereka.

*“Kakek tahu bahwa nenekmu punya penyakit darah tinggi dan jantung."*

Makanya kakek berusaha menyimpan rapat rahasia tentang Om kamu yang tersangkut kasus karupsi.

*"Tapi kemarin, ada yang memberi tahu bahwa Om kamu sudah di vonis penjara enam tahun atas tindakan korupsinya. Seketika itu pula nenekmu jatuh pingsan ...”*

Aku hanya diam untuk menjadi pendengar yang baik.

“Ari, kami tahu bahwa selama ini perlakuan kami kepada kamu dan ibu mu kurang baik."

Bahkan kami biarkan ibu mu menderita membesarkan kamu, membesarkan anak dari putra sulung kami, cucu kami.

*Kami menyesal karena sikap kami selama ini. Belakangan ini, nenekmu selalu menyebut nama kamu .... setiap dia menyebut namamu, seketika itu juga dia menangis.*

Kini dimasa tua kami, kami resah karena tak tahu siapa yang akan mengurus kami.

*"Nenekmu mungkin setelah ini akan lumpuh. Kakek sudah uzur dan lemah ...”*

Ku genggam tangan kakek.

*“Aku yang akan merawat kakek dan nenek."*
*Izinkan aku untuk membawa kakek dan nenek ke Jakarta, tinggal bersamaku.*
*"Beri kesempatan aku untuk berbakti kepada kakek dan nenek, ya kek.“*

Seketika itu juga kakek memelukku erat.

Terasa pundakku  basah, "aku tahu kakek menangis" Harta yang ada jual saja lah kek. Untuk bantu Om dan Adik-adiknya.

"Dalam situasi ini tentu mereka sangat membutuhkannya. Dan sisanya kakek sedekahkan untuk Panti asuhan agar kakek punya bekal ke akhirat, setuju kan kek." kataku.

Kakek semakin erat pelukannya. "Maha suci Allaah SWT, sifatmu tak jauh beda dengan Ayahmu, yang begitu bijak menyikapi kami."

Bertahun-tahun aku di didik oleh Bunda untuk memahami makna cinta.

_*"Bahwa Cinta adalah tindakan memberi karena Allah", bukan mengharap balasan dari manusia.*_

akupun harus memahami hakikat cinta dalam kehidupan ini, termasuk menggantikan posisi ayahku untuk berbakti kepada kakek dan nenek, orangtua ayahku.
......

Bunda nampak bahagia sekali ketika melihatku mendorong kursi roda Nenek menuju tangga pesawat dengan di samping kakek yang berjalan sambil memegang lenganku. kami semua ke Jakarta.

.........

*Ya Allah, semoga kami bisa menjaga lisan,  tindakan, agar tidak ada yg tersakiti, saling menghargai,  menghormati, memberi cinta dlm suka dan duka,  saling membantu dlm kebaikan ... meninggal dalam keadaan sebagai insan yang Engkau cintai, Husnul Khootimah dan mendapat Syafaa'at yang agung dari Baginda Yang Mulia Habiibunaa Rasuulillaah Muhammad SAW.*

Aamiin .... yra 😭😭😭😭😭

Mohon dimaafkan jika ada salah kata dan tidak berkenan 🙏🏻😘

*Jazakumullahu khairon*

Jika baik bisa diteruskan kpd saudara yang lain.

Jika tidak, ya gpp

Sabtu, 30 Maret 2019

Melawan Karet Bintik Olahraga Tenis Meja




Beberapa waktu lalu saya kedatangan teman lama bernama indra. Dia sedang galau, krn kemarin dia mengikuti tournament tenis meja tingkat kabupaten kotanya. Tapi pada babak semi final dia kalah oleh pemain yg sdh agak berumur dg memakai karet bintik.
Padahal setau saya si indra ini merupakan pemain TM yg sangat mahir dg kemampuan teknik yang sangat mumpuni.

Indra adalah pemain dengan karet licin (inverted). Beberapa kejuaran sdh dilakoni dan hampir semuanya bisa juara 1 atau paling tidak juara 2. Belum pernah dia gagal pada babak semifinal.

Sejak kekalahannya dia sering latihan di balai RT tempat kami. Mau cari sparring yg lebih bervariasi katanya. Ketika sparring dg saya terus terang saya kalah segalanya. Teknik spin, backspin, chob, loop dll sangat luar biasa. Semua teknik tingkat tinggi dia pertontonkan. Angka demi angka dia raih, dengan kemenangan mutlak 4-0. Tidak ada 1 set pun kemenangan yang saya raih. Perlu diketahui saya juga pemain karet licin (inverted).

Suatu hari ketika saya kurang enak badan, indra mengajak teman RT saya untuk sparring. Saya hanya bisa nonton di kursi pinggir lapangan sambil minum teh hangat. Namanya Anwar. Si Anwar ini pemain di bawah saya. Dari beberapa pertemuan sering dia kalah melawan saya. Perlu diketahui, Anwar merupakan pemain karet bintik. Dimana bola pengembalian bisa bergerak liar, yg bahasa gaulnya.... bola geal geol.

Melihat pertarungan keduanya, saya jadi terbelalak. Teknik tingkat tinggi yg di punyai si indra seakan tidak berkutik menghadapi teknik defensifnya si Anwar. Spin2 maut si indra sering nyangkut net, atau juga sering keluar lapangan. Chob2 nya seakan senjata yg memakan tuannya sendiri. Kalo ga nyungsep di area sendiri kadang melanceng ke luar lapangan lawan. Karuan saja si indra kalah telak hingga 6-0 tanpa balas. Kegalauan si indra semakin menjadi jadi. Di pinggir lapangan dia mencoba berdiskusi dg saya. Tp saya sarankan sering2lah berlatih melawan pemain bintik. Maka engkau akan tau bagaimana menjinakkannya.

Setelah beberapa minggu sering sparring latihan bersama, pertemuan indra dan Anwar semakin menjadi pertempuran yang menarik dan indah. Mereka berdua mempertontonkan permainan tingkat tinggi seperti 2 orang penari balet mempertontonkan lemah gemulainya gerakan2 berseni. Mereka seakan bukan bertempur, tapi saling bergerak seirama dan bergulung gulung mempertontonkan tontonan yg berkualitas.

Tampak tempo permainan tidak selalu berlangsung cepat, terkadang lambat dan halus laksana angin sepoi bertiup di antara pohon kelapa yg teduh, atau kadang sangat offensif seperti ombak samudra yg menggulung pasir bibir pantai. Serangan Indra yg kuat bertenaga disambut pertahanan block defence si anwar dg bola geolnya melewati net agak depan meja lawan, selanjutnya dikembalikan dg sontekan halus arah kekanan dg tajam shg anwar kerepotan mengembalikan bola walaupun berhasil melewati nett tp sdh disambut dg spin smesh indra yg menjadi senjata andalannya.... bluuuussh.. bola masuk ke sisi kiri anwar tanpa bisa dikembalikan.
Melihat pertempuran itu seakan saya menyaksikan pertandingan tinju antara Adrien Broner melawan Marcos Maidana. Dimana Adrien Broner petinju bergaya Boxer, belum pernah terkalahkan sebelumnya. Lawan2nya kalah krn stress menghadapi pertahanan super kuat Shoulder Blocking. Kali ini Marcos Maidana mampu menjinakkan pertahanan Shoulder Blocking sehingga serangan2 Punch dan upper cut bisa dilayangkan dg mulus mengenai sasaran.

Demikianlah hari itu Indra mampu memenangi pertempuran dg sangat indah.

Satu pemikiran dalam benak saya, ternyata dg sering berlatih sparring maka kita akan tahu kelebihan lawan dan sekaligus titik kelemahannya.
Seorang petinju akan dilatih dg sparring petinju yg setype calon lawan oleh sang pelatih.

Jumat, 02 November 2012

Sembuh Dari HNP

Kejadian sakitku ini bermula dari pekerjaan keseharianku di bagian Teknik sebuah perusahaan swasta. Dimana aktifitas sering berhubungan dengan benda2 teknik yg sangat berat. Suatu saat ada penginstalan suatu komponen mesin yg sangat berat, kami angkat ramai2....,1...2...3.., tepat pada hitungan ketiga saat mengangkat beban ada bunyi klik di tulang punggung. Sakitnya minta ampun.....akhirnya kuhentikan aktifitas saat itu.., untuk istirahat sejenak.

Setelah 3 hari sakit dipunggung sdh mereda, tp bila terlalu capek punggung terasa kemeng (bhs jawa), biasanya dibuat tidur rasa tdk enak itu menjadi hilang. Aktifitas lainku selain bekerja di Pabrik juga jualan online www.tokominiatur.com. Dimana aku bisa duduk berjam-jam didepan Laptop tuk promosi dan mengurus pembukuan transaksi. Hal ini sdh berjalan 4 tahun.

6 bulan kemudian saat Hari Raya Idul Fitri, kami sekeluarga melakukan perjalanan rutin mudik pulang kampung. Perjalanan Surabaya - Probolinggo - Sragen (sekitar 500 km) benar2 menguras stamina. Kebetulan yg bisa nyetir hanya aku (saat itu istri ga bisa stir mobil, anak2 masih kecil2). Sehabis mudik, sakit dipunggungku menjadi sakit yg sangat hebat. Sakitnya hingga ke paha dan betis, terutama betis sebelah kiri. Inisiatif aku mencari tukang pijat urat. Sehabis pijat sakit malah tambah parah..., aku cari tukang pijat yg lain hingga 3 kali. Tapi sakit ini ga kunjung sembuh, malah penderitaanku bertambah, ketika batuk/bersin...sakit di punggung kaki dan betis secara bersamaan terasa sangat hebat, hingga sekujur tubuhku bergetar.

Akhirnya aku browsing ke google sakit apakah gerangan....???. Ternyata aku terkena HNP (Herniated Nucleus Pulposus). Yaitu pecahnya bantalan tulang belakang sehingga isinya yg berupa Gel keluar menekan syaraf tulang belakang. 



Pantesan rasa sakit menjalar hingga paha dan betis. Bila digambarkan sakitnya menusuk saat posisi2 tertentu. Sangat sakiiit sekali, hingga aku tidak masuk kerja dan bedrest selama seminggu. Dibuat berdiri, duduk, berbaring semua sakit. Usaha pengobatan sdh banyak aku lakukan, mulai Dokter perusahaan, Dokter Ortopedi, Dokter syaraf, dan Dokter Rehabilitasi Medik, Fisioterapi di rumah sakit ( pake Tens, Pemanasan, dan penyinaran tulang belakang) hingga pengobatan alternatif yg pake metode ditempel daun2 hingga tenaga dalam dan doa2. Oh..ya...dokter juga menyarankan renang gaya dada, aku lakukan sekali tapi malah saat selesai renang aku kesulitan berjalan dan sakit bertambah parah. Semua tidak membuahkan hasil yg significan. Difoto Rontgen tulang belakang (Lumbal) tidak terdeteksi kelainan disk bantalan tulangku. Dokter menyarankan untuk foto MRI guna memastikan apakah memang HNP apa tidak. Ketika kutanyakan, klo memang HNP apa tindakan selanjutnya..??? Ternyata dokter menyarankan Operasi tulang belakang. Waduh.....bergidik aku mendengar itu, betapa operasi ini mengandung resiko, beratus-ratus syaraf di tulang belakang yg beresiko akan terkena dampak dari operasi.

Ketika sakit ini, aku menjadi lebih mendekat ke sang Khaliq. Mungkin ini suatu ujian atau bahkan teguran terhadapku. Aku yakin ada jalan kesembuhan penyakitku. Selama sakit aku lakukan ibadah sholat 5 waktu dalam posisi duduk, terkadang tidur. Aku minta doa ke kedua orang tua, sanak famili, teman2 dekat. Oleh ibuku aku disuruh baca salah satu Asmaul Husna: "Yaa-Salam" sebanyak 136 kali diantara doa2ku.  Akhirnya, ditengah kepasrahan dan pengharapan  ada teman istriku yg menganjurkan pengobatan alternatif. Yaitu pengobatan alternatif  "H. ROCHMAN". Alamat dan nomor Telp silahkan liat disini . Dibawah Foto cewek pegang Miniatur Vespa (Tulisan Warna Ungu). Klo Hari Jum'at libur praktek, sebaiknya berobatnya selain hari sabtu dan minggu, krn di hari itu antri rame banget. Biaya sekali datang Rp. 50.000. (Oktober 2012). Sebaiknya telp dulu sebelum berobat. Posisi dekat bandara Juanda Surabaya.

Ketika memasuki ruang praktek H Rochman, kulihat gambar2 tulang belakang di dinding ruangan. Hati ini semakin mantap. Bp Haji begitu ramah usia sekitar 50 tahunan. Ku sampaikan keluhan sakitku, lalu aku disuruh berbaring tengkurap, dan di tekan2 jari2 kaki dan betis. Beliau bilang aku terkena HNP L4-L5. wow...hebat bener ni orang...tanpa MRI sdh bisa nyebut penyakitku. Lalu dia mulai menekan2 jari2 kaki dan betis agak keras (semacam totok). Rasanya nyetrum ke punggung. Lalu punggung di gosok pake semacam kayu yg melengkung. Terasa nyaman..., punggung dan leher juga dilakukan penekanan-penekanan. Tidak sampai 15 menit terapi sudah selesai. Aku disuruh tidur di tempat yang keras dan datar (jgn dikasur). Dan disuruh minum semacam pil Jamu Godong Ijo (belinya di tempat itu). Kuminum setelah makan malam sebelum tidur. Tapi sakit ini masih terasa (meskipun sedikit berkurang). Untuk duduk, berjalan, dan berbaring masih ada sakit yg menusuk.

Bangun tidur di pagi hari......., SubhanAllah..... sakitku hilang semua..., kupakai duduk, berjalan, tiduran, terasa enteng. Jalan agak cepat yg sebelumnya sakit banget sekarang sdh tidak terasa. Rasa syukur kupanjatkan kepada Allah SWT. Aku mulai bekerja dengan normal lagi. Jalan sudah bisa jauh, yg sebelumnya hanya beberapa meter aja sdh lemes banget kaki paha dan punggung. Oh..ya....sakit ketika batuk dan bersin masih sedikit terasa. 4 hari kemudian aku kembali ke H Rochman. Di totok2 seperti sebelumnya...., hasilnya.... Amaziing.... bersin dan batuk yg begitu kutakutkan saat sakit sekarang sdh bukan masalah lagi. Minum Jamu Godong Ijo aku hentikan ketika sakit sdh mereda. Alhamdulillahirobbil alamin.

Demikian sepenggal kisah sakitku... semoga bermanfaat. Satu pesan dari saya: Jangan terlalu cepat mengambil keputusan untuk operasi. Lakukan pengobatan alternatif, dan yg terpenting Berdoa kepada Allah SWT. Karena penyakit dan obat hanya bersumber kepada-Nya.


Info 16-11-2013:
Mulai November 2013, H Rohman menyediakan kamar kos untuk para pasien luar kota.

Alamat H. Rochman sudah bisa ditelusuri di google maps. Silahkan ketik kata kunci "Alternatif HNP H. Rochman". Semoga membantu.


Info 15-06-2016:
Krn semakin banyaknya yg tanya alamat dan rute.... saya infokan, alamat dan rute ke H. Rochman bisa dicari via Google Map.
Buka aplikasi google map di Hp android, lali ketik di kolom search: Alternatif HNP H. Rochman. Maka akan ada rute ke tempat beliau. thanks.





Sabtu, 21 Mei 2011

Cita - Cita

Alkisah, disebuah desa miskin ada satu sekolah dasar. Hanya sedikit muridnya karena kebanyakan anak-anak di desa itu membantu orang tuanya mencari nafkah.

Suatu hari,satu-satunya guru yang ada di sekolah itu sedang memberi pelajaran mengarang . setelah menjelaskan cara-cara mengarang cerita, si guru memberikan pekerjaan rumah. ” Anak-anak, pekerjaan rumah hari ini adalah mengarang dengan judul cita-citaku, besok, hasil karangan kalian dibaca di depan kelas satu per satu…” .

Keesokan harinya, murid-murid maju ke depan kelas dan membacakan karanganya masing-masing. Kebanyakan dari mereka bercita-cita menjadi guru, petani,atau pegawai pemerintah,dll. sang guru selalu manggut-manggut tanda setuju.

Lalu tiba giliran seorang murid yang paling muda usianya. bajunya tambal sulam, tubuhnya kurus kecil, tapi suaranya sangat lantang. ” kalau besar nanti, aku ingin punya rumah besar diatas bukit dengan pemandangan yang indah berdampingan dengan pondok-pondok kecil di sekelilingnya untuk tempat peristirahatan.

Berderet pohon cemara dan pohon pohon yang rindang, di antara rumah-rumah itu.ada taman bunga tertata apik dan beraneka bunga dan warna. ada kebun buah lezat yang bisa dipetik oleh penghuni rumah dan penduduk di sekitarnya.

Saya ingin jadi orang sukses dan bahagia bersama keluarga besar dan para tamu yang datang di sana…”.

Mendengar suara lantang si murid kecil itu, kontan seisi kelas tertawa bersamaan.” Dasar pemimpi…!” ejek murid yang lain , mereka mencemooh si murid kecil.

Melihat ke gaduhan itu si guru itu marah-marah.ia mengangap,biang kerak kegaduhan itu adalah si murid kecil. Si guru menegurnya, ” yang kamu tulis itu bukan cita-cita, tapi itu impian yang tidak mungkin terjadi, pokoknya mamu harus tulis ulang tentang cita-citamu yang sebenarnya,” perintah sang guru. “Pak, ini adalah cita-citaku yang sebenarnya.ini bukan hanya mimpi, ini bisa menjadi kenyataan,” murid kecil bersikeras.

”Heh… kamu hidup di desa yang miskin, keluargamu juga keluarga miskin.bagaimana kamu akan mewujudkan cita-cita seperti itu? Dasar pemimpi...! buat karangan yang masuk akal saja!” teriak si guru mulai tidak sabar.

” Aku tidak mau cita-cita yang lain. Ini cita-citaku tidak ada yang lain…,”si murid kecil ngotot. ” besok kamu harus bawa karangan yang baru jika kamu tidak perbaiki karanganmu itu, kamu akan mendapat nilai jelek,”si guru mulai mengancam. Namun keesokan harinya,si murid kecil ke sekolah tanpa membawa karangan baru. Walau di ancam dan di pemalukan seperti itu,dia tetap pada cita-citanya semula.

Karena sikapnya yang keras kepala dan tidak mau mengikuti perintah guru, akhirnya ia mendapat nilai paling jelek di kelas.

Tanpa terasa waktu terus berjalan. Tiga puluh tahun kemudian, si guru masih tetap mengajar di sekolah dasar itu. Suatu hari,ia mengajak murid-muridnya belajar sambil berwisata ke sebuah kebun buah dia atas bukit yang sangat terkenal. Kebun buah itu berada di desa tetangga, tidak seberapa jauh dari desa tempat mereka tinggal.

Sesampai di kebun buah yang luas dan indah itu, si guru dan murid-muridnya berdecak kagum. Kebun buah itu ternyata dilengkapi dengan sebuah rumah besar bak istana.tinggi menjulang, megah, dan sangat indah arsitekturnya. “ Orang yang membangun istana ini pastilah orang yang sangat hebat…,” gumam si guru terkagum-kagum.

Tiba-tiba terdengar jawaban. “ Bukan orang hebat yang membangun rumah ini… hanya seorang murid bandel yang berani bermimpi punya cita-cita yang besar, pasti, yang lebih hebat adalah guru yang dulu mendidik bocah bandel itu… Mari masuk ke dalam rumah, pak , kita nikmati teh dan buah-buahan terbaik dari kebun ini…,” ujar si pemilik rumah itu dengan ramah.

Mendengar ucapan itu, mendadak si guru terpana dan teringat siapa yang berdiri di depannya. Dia adalah si murid kecil yang keras kepala yang mendapat nilai jelek waktu itu. Sekarang dia telah menjelma menjadi pengusaha yang sangat sukses. Matanya berkaca-kaca, merasa bersyukur sekaligus menahan malu karena 30 tahun yang lalu dirinya melecehkan cita-cita anak itu.

Sahabat, perubahan besar terjadi karena ada orang-orang kecil yang tangguh dan pantang menyerah.

Kamis, 18 November 2010

KIsah Seorang Polisi yg Menilang Sahabatnya

Ini saya dapat sebuah artikel dari forum Kaskus yg menurut saya sangat menyentuh hati n inspiratif.

Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau. Jono segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat, sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Kebetulan jalan di depannya agak lengang. Lampu berganti kuning. Hati Jono berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala.Jono bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja. “Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak,” pikirnya sambil terus melaju.

Prit!

Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Jono menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing.
Hey, itu khan Bobi, teman mainnya semasa SMA dulu.
Hati Jono agak lega.
Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.
“Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!”
“Hai, Jon.” Tanpa senyum.
“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru.
Istri saya sedang menunggu di rumah.”
“Oh ya?”
Tampaknya Bobi agak ragu. Nah, bagus kalau begitu.

“Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat, dong.”
“Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini.”

Oooo, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jono harus ganti strategi.

“Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.”

Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.

“Ayo dong Jon. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIM-mu.”

Dengan ketus Jono menyerahkan SIM, lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup kaca jendelanya. Sementara Bobi menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa saat kemudian Bobi mengetuk kaca jendela. Jono memandangi wajah Bobi dengan penuh kecewa.Dibukanya kaca jendela itu sedikit.
Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Bobi kembali ke posnya. Jono mengambil surat tilang yang diselipkan Bobi di sela-sela kaca jendela. Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru Jono membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Bobi.

“Halo Jono, Tahukah kamu Jon, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah. Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas, ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk. Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku Jon. Doakan agar permohonan kami terkabulkan. Berhati-hatilah. (Salam, Bobi)”.

Jono terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bobi. Namun, Bobi sudah meninggalkan pos jaganya entah ke mana. Sepanjang jalan pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak menentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan… ….

Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati.

Senin, 15 November 2010

Sebuah Doa dari Customer-ku

Seperti biasa hari itu saya melayani customer via online dan via Hp. Sudah menjadi jadwal harianku sejak aku menekuni bisnis online ini (www.tokominiatur.com). Kadang bunyi panggilan Hp bersamaan dengan permintaan calon customer yg mengajak chatting melalui Yahoo massanger. Terpaksa aku mendahulukan salah satu dg meminta ijin mengatakan melayani customer yg lain. Yaaah... itulah konsekuensi berbisnis online... harus siap setiap saat melayani customer.

Suatu saat ada sms masuk dari salahsatu customer dari Balikpapan yg order beberapa hari yg lalu. Mengatakan bahwa barang yg dipesan sudah nyampe. Customer ," Assalamualaikum mas Andri, barangnya sdh nyampe, nanti sepulang dari Mekkah saya order lagi". Sesaat hati saya tergetar..... kapan yah... saya bisa menunaikan ibadah Haji..,. "Waalaikumsalam pak, seneng saya bisa melayani, dan Alhamdulillah seneng saya dengar bapak mau berangkat Haji semoga menjadi Haji yg Mabrur.... Amin... Bisa saya titip doanya pak..?.... minta doa agar saya bisa ketularan Bapak... bisa naik haji juga," jawab saya secara spontan. Si customer menjawab," wahai saudaraku... saya akan mendoakan...., coba saya minta nama lengkap anda, nanti akan saya doakan di Mekkah...... ini SERIUS", jawab customer itu. Seketika air mata saya tdk terbendung jatuh mengalir. Tanpa buang waktu saya tulis nama lengkap dg tangan dan hati bergetar.

Semoga apa yg menjadi harapan saya n istri beserta doa customerku manjadi kenyataan.
Amiiin....