Dalam menghadapi virus, daya tahan tubuh memang penting. Tapi mengenali virus dan mengetahui cara menyerangnya itu lebih penting.
Coba lihat berita, sudah banyak kasus orang masih muda, sehat, bahkan binaragawan, kena COVID19 lalu kasusnya berat sehingga mengalami komplikasi bahkan meninggal. Ini karena salah satu respon tubuh yang berbahaya ketika terserang COVID19 itu adalah badai sitokin. Ini kondisi dimana sistem imun tidak mampu mengenali virus sehingga timbul proses radang sistemik yang justru merusak sel-sel tubuh sendiri. Anggapnya seperti ini, sebuah negara punya pasukan banyak, gagah perkasa, tapi musuhnya masih baru, misterius, tersembunyi, tidak bisa dikenali, satu persatu prajuritnya jadi korban, akhirnya sisanya stress lalu menembak membabi buta salah sasaran. Badai sitokin ini justru menjadi penyebab kematian terbanyak akibat COVID19.
Vaksin mengajarkan sistem imun kita untuk mengenai virus sehingga bisa menyerangnya dengan efektif. Jadi walaupun sistem imunnya sudah menurun, misal pada lansia, ketika kena virusnya, walau sistem imunnya tidak sebaik yang muda tetap memiliki kemampuan untuk melawan COVID19 dengan baik. Ini yang menjelaskan kenapa angka kematian COVID19 pada negara yang mayoritas populasi lansia nya sudah di vaksin bisa menurun.
Sun Tzu pernah bilang, kenali siapa kamu dan kenali musuhmu dengan baik, maka kamu selalu bisa memenangkan peperangan. Ini bisa diterapkan jika kita mau sukses melawan COVID19. Tidak hanya sistem imun kita yang harus dijaga baik, musuh juga harus dikenali baik, caranya dengan vaksinasi.
Bagaimana jika saya tidak mau di vaksin? Hingga saat ini, pemerintah kita tidak mewajibkan di vaksinasi. Jadi tidak apa-apa, tapi jika tidak di vaksin maka sistem imun anda perlu waktu untuk belajar mengenali virus SARS-COV2 yang belum dikenali dan membuat antibodi spesifik yang diperlukan. Prosesnya bisa cepat bisa lambat, kalau lambat risiko perburukan akan tinggi. Kalau sudah di vaksin, tubuh sudah tahu cara buat antibodinya, tidak perlu belajar lagi, jadi otomatis virus bisa diatasi lebih mudah tanpa perlu ada perburukan kondisi.
Selain manfaat diatas, salah satu pembaca punya pendapat yang baik: Jika tidak vaksin tidak mendapat apa-apa, tapi kalau anda di vaksin minimal anda mendapat 4 pahala,
1.Melindungi anda sendiri,
2.Ikut melindungi orang lain,
3.Mengurangi beban tenaga kesehatan di RS,
4.Mengurangi beban ekonomi pengobatan oleh negara
Tentunya semakin cepat di vaksin, semakin cepat pandemi ini usai, semakin cepat kehidupan kita pulih seperti sediakala...
dr Erta Priadi Wirawijaya SP, JP
Vespa vespa.... treng teng teng teng.... 😁
BalasHapus