Beberapa waktu lalu saya kedatangan teman lama bernama indra. Dia sedang galau, krn kemarin dia mengikuti tournament tenis meja tingkat kabupaten kotanya. Tapi pada babak semi final dia kalah oleh pemain yg sdh agak berumur dg memakai karet bintik.
Padahal setau saya si indra ini merupakan pemain TM yg sangat mahir dg kemampuan teknik yang sangat mumpuni.
Indra adalah pemain dengan karet licin (inverted). Beberapa kejuaran sdh dilakoni dan hampir semuanya bisa juara 1 atau paling tidak juara 2. Belum pernah dia gagal pada babak semifinal.
Sejak kekalahannya dia sering latihan di balai RT tempat kami. Mau cari sparring yg lebih bervariasi katanya. Ketika sparring dg saya terus terang saya kalah segalanya. Teknik spin, backspin, chob, loop dll sangat luar biasa. Semua teknik tingkat tinggi dia pertontonkan. Angka demi angka dia raih, dengan kemenangan mutlak 4-0. Tidak ada 1 set pun kemenangan yang saya raih. Perlu diketahui saya juga pemain karet licin (inverted).
Suatu hari ketika saya kurang enak badan, indra mengajak teman RT saya untuk sparring. Saya hanya bisa nonton di kursi pinggir lapangan sambil minum teh hangat. Namanya Anwar. Si Anwar ini pemain di bawah saya. Dari beberapa pertemuan sering dia kalah melawan saya. Perlu diketahui, Anwar merupakan pemain karet bintik. Dimana bola pengembalian bisa bergerak liar, yg bahasa gaulnya.... bola geal geol.
Melihat pertarungan keduanya, saya jadi terbelalak. Teknik tingkat tinggi yg di punyai si indra seakan tidak berkutik menghadapi teknik defensifnya si Anwar. Spin2 maut si indra sering nyangkut net, atau juga sering keluar lapangan. Chob2 nya seakan senjata yg memakan tuannya sendiri. Kalo ga nyungsep di area sendiri kadang melanceng ke luar lapangan lawan. Karuan saja si indra kalah telak hingga 6-0 tanpa balas. Kegalauan si indra semakin menjadi jadi. Di pinggir lapangan dia mencoba berdiskusi dg saya. Tp saya sarankan sering2lah berlatih melawan pemain bintik. Maka engkau akan tau bagaimana menjinakkannya.
Setelah beberapa minggu sering sparring latihan bersama, pertemuan indra dan Anwar semakin menjadi pertempuran yang menarik dan indah. Mereka berdua mempertontonkan permainan tingkat tinggi seperti 2 orang penari balet mempertontonkan lemah gemulainya gerakan2 berseni. Mereka seakan bukan bertempur, tapi saling bergerak seirama dan bergulung gulung mempertontonkan tontonan yg berkualitas.
Tampak tempo permainan tidak selalu berlangsung cepat, terkadang lambat dan halus laksana angin sepoi bertiup di antara pohon kelapa yg teduh, atau kadang sangat offensif seperti ombak samudra yg menggulung pasir bibir pantai. Serangan Indra yg kuat bertenaga disambut pertahanan block defence si anwar dg bola geolnya melewati net agak depan meja lawan, selanjutnya dikembalikan dg sontekan halus arah kekanan dg tajam shg anwar kerepotan mengembalikan bola walaupun berhasil melewati nett tp sdh disambut dg spin smesh indra yg menjadi senjata andalannya.... bluuuussh.. bola masuk ke sisi kiri anwar tanpa bisa dikembalikan.
Melihat pertempuran itu seakan saya menyaksikan pertandingan tinju antara Adrien Broner melawan Marcos Maidana. Dimana Adrien Broner petinju bergaya Boxer, belum pernah terkalahkan sebelumnya. Lawan2nya kalah krn stress menghadapi pertahanan super kuat Shoulder Blocking. Kali ini Marcos Maidana mampu menjinakkan pertahanan Shoulder Blocking sehingga serangan2 Punch dan upper cut bisa dilayangkan dg mulus mengenai sasaran.
Demikianlah hari itu Indra mampu memenangi pertempuran dg sangat indah.
Satu pemikiran dalam benak saya, ternyata dg sering berlatih sparring maka kita akan tahu kelebihan lawan dan sekaligus titik kelemahannya.
Seorang petinju akan dilatih dg sparring petinju yg setype calon lawan oleh sang pelatih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar